Minggu, 18 Desember 2011

Touring Suramadu - Lumpur Lapindo

Yesss touring...... ini setelah sekian lama ngebis kalo ada keperluan penting aja, nih benar-benar menyenangkan. Berangkat tanggal 9 Juni 2010, naik motor dari kos menuju terminal Giwangan jam 9 malam. Motor seperti biasa parkir di parkiran 196 (walau langganan tapi lupa namanya). Dan sampai di kolom ekonomi Solo terparkir Sumber Kencono non AC, nah tunggu belakangnya akhirnya dapat Sumebr Kencono AC Tarip biasa. Pemandangan di seputar giwangan yang agak berbeda adalah parkirnya Mandala ATB (AC Tarip Biasa) jurusan surabaya bandung di kolom parkiran ekonomi purwokerto.

Bus melaju, seperti biasa, kalo malam bis2 jawatimuran nyapu penumpang dari Janti sampai Maguwo, walau rata2 penumpang jam setengah 10an adalah penumpang tujuan Klaten. Saya duduk di kursi panas yaitu depan sendiri sebelah kiri, di belakang kenek :). Membutuhkan waktu 60 menit dari Giwangan sampai terminal Tirtinadi Solo. Di Tirtonadi berhenti sekitar 30an menit, di dalam kabin bus Sumber Kencono ini LCD nyala menayangkan Ludruk, yess ada bahan tertawaan dalam bus. Bus melaju dari Terminal Tirtonadi sekitar jam 11, butuh waktu 2 jam untuk sampai di terminal Madiun, sementara di Sragen bus yang saya naiki nyalip Sumber Kencono non AC. Di terminal Madiun, ada pemandangan PATAS Cendana Madiun-Surabaya, dengan armada yang tentu tidak meyakinkan :). Patas Cendana Surabaya-Madiun/Ponorogo memang rata-rata armada bus tua, beberapa mesin depan, dan body pun tidak mencerminkan bus patas. Jadi saran saya kalau dari/ke Ponorogo arah Surabaya, mending naik bis Jaya/Restu/Mandala/Akas yang AC, tapi tarif ekonomi, eksterior dan interior jauh lebih nyaman daripada yg patas. Patas mahal, Ponorogo-Surabaya 50 ribu, sementara ekonomi bisa separonya.

Lanjut cerita, diantara Nganjuk-Jombang nyalip EKA cepat. Dan lepas Jombang saya tertidur dan melek saat bus memasuki ring road Mojokerto. Dan saya turun di terminal Bungurasih Surabaya (sebenarnya masuk wilayah Sidoarjo) saat jam menunjukkan pukul 03.15. Ah kepagian..!!! Lanjut saya ngemil roti dan minum kopi di ruang tunggu penumpang terminal Bungurasih. Saya berencana naik AKAS patas Madura (Sumenep) jam pertama yaitu jam 5 pagi. Tapi ternyata ketika jam 5 pagi, saya tanya ke petugas terminal, AKAS yang saya maksudkan perpal (tidak berangkat dengan suatu alasan). Dan cerita bahwa AKAS Madura pertama adalah jam 9 pagi.

Ya sudah, saya berjalan menuju kolom bus ekonomi trayek Malang. Oya, pemandangan terlangka di terminal ini adalah parkirnya bus Indonesia Abadi (AKAS GRUP) jurusan Surabaya-Probolinggo-Situbondo-Ketapang-Denpasar. Terminal diguyur hujan cukup deras pagi itu. Saya lepas dari terminal Bungurasih naik RESTU livery lama, menuju Porong, duduk di belakang sopir. Membutuhkan waktu 20 menit saja, bus tidak melaju terlalu kencang melalui tol. Dan saya turun di pintu keluar Tol, di mana langsung disuguhkan dengan pemandangan tanggul. Saya menaiki tanggul Lumpur Lapindo sendirian. Sudah banyak tukang ojek berkeliaran di sini. Kalo mau muter, dikenai tarif 10ribu. Tapi saya di situ cuma nongkrong aja liat pemandangan lumpur Lapindo. Bila saya berbalik arah menengok ke barat, pemandangannya adalah kemacetan pagi Porong. Banyak pemandangan bus tentunya dari atas tanggul :).

Akhirnya jam 7 kurang dikit saya memutuskan untuk turun tanggul dan menyeberang jalan untuk kembali mencari bus balik ke terminal Bungurasih. Tidak sengaja saya mendapatkan RESTU PANDA Marcopolo AC Tarip Biasa, bus dengan body termahal seharga 375juta buatan Adi Putro. Karena itu bukan hari libur, maka bus ada penumpang berdiri, mengingat jam tersebut adalah jam orang berangkat kerja. Sayapun duduk di atas mesin samping sopir. Interior yang oke, kagum benar, dan menemukan stiker Bismania Community di kaca depan bus ini. Bus ini start dari Malang menuju Surabaya lanjut Ponorogo. Sekitar jam setengah 8 saya turun kembali di jalur kedatangan terminal Bungurasih. Lanjut saya mandi di kamar mandi terminal tentunya. Jam 8 pagi tampak AKAS Patas MADURA sudah memasuki lajur keberangkatan. langsung saya bergegas, dan dapat seat nomor 3, belakang sopir depan sendiri, yessss. Walau harus nunggu 1 jam, akhirnya bus berangkat sekitar pukul 09.00. yang disayangkan dari bus PATAS ini adalah interior yang sudah sangat tua, body juga kelihatan tua, ditambah sopir tua yang ga bisa ngebut :(. Setelah bergelut menembus kemacetan kota Surabaya, akhirnya bus memasuki gerbang tol SURAMADU, ini pertama kalinya saya lewat Jembatan Suramadu, pake bus umum pula. Tarif kendaraan melewati jembatan ini adalah 30ribu, jauh lebih murah bila dibandingkan harus naik kapal. Di sepanjang perjalanan bertemu dengan puluhan AKAS Madura baik ekonomi/patas dan segelintir Pelita Mas Madura. Saya memutuskan untuk turun di Sampang, Tarif dan ajrak terpendek dari Surabaya bila naik bus Patas. Surabaya-Sampang membutuhkan waktu 3 jam. Sampang adalah sebuah kota yang terletak hampir tepat di tengah-tengah pulau Madura. Penumpang bus tersebut penuh, semua penumpang duduk.

Turun saya di sebuah persimpangan yang paling dekat dengan terminal bus Sampang. Tepat jam 12 siang saya turun dari bus itu dan langsung disambut oleh tukang becak dengan bahasa Madura, alamaaaaaaaakkk ra mudeng. Akhirnya saya jalan kai ke arah selatan sekitar 100 meter, dan saya menjumpai terminal Sampang, komentarku utk terminal Sampang adalah koyo pasar, karena memang bersebelahan dengan pasar Sampang. Saya di situ makan siang pecel telur, 5ribu saja, standarlah. Sekitar setengah 1 siang, saya kembali menuju Surabaya dengan bus AKAS ekonomi. Alamak, Sampang-Surabaya pakai bis ekonomi hanya selisih 2ribu sama Patas. FFFF....!!!! Tapi ya gimana lagi, bus ekonomi harus menuju ke kota Bangkalan dulu, lanjut Kamal, naik kapal, ke Ujung, lanjut ke terminal Bungurasih. Sebenarnya yang paling mahal emang di biaya naik kapalnya itu. Saya duduk di kursi paling belakang, dan sempat tertidur setelah bayar ongkos. yang paling menyenangkan adalah dari bus masuk kapal hingga keluar kapal adalah hanya membutuhkan waktu 20 menit saja. Enak kalo nyebrang Ujung-Kamal rute lurus, ga kaya rute Ketapang-Gilimanuk di mana kapal feri harus muter ke arah utara dulu. Saya turun lagi di terminal Bungurasih jam setengah 4 sore, langsung mandi sore.

Lanjut pulang menuju Jogja, saya milih naik Eka Cepat, duduik kursi depan, :) sopir lumayan recomende. sekitar jam setengah 8 malam bus mampir di Rumah makan Duta untuk makan. dan sampai dengan selamat di terminal Giwangan Jogja jam setengah 12 malam. Keselllllllllllllll.....

Biaya:
Sumber Kencono --> Jogja-Surabaya Rp. 34.000,00 (pakai kartu langganan)
Restu --> Surabaya-Porong Rp. 3.000,00
Restu Panda --> Porong-Surabaya Rp. 3.000,00
AKAS (Patas) --> Surabaya-Sampang Rp. 24.000,00
AKAS --> Sampang-Surabaya Rp. 33.000,00
EKA (Patas) --> Surabaya-Jogja Rp 36.000,00 (service makan)

Total: Rp. 133.000,00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar