Kamis, 29 Desember 2011

Touring Bandung-Semarang

Nih touring agak lupa bulan apa, yg jelas tahun 2011 lah.... Berangkat dari kos jam 4 sore, motor parkir di Janti. Langsung tancap gas dari Janti menuju Giwangan pakai Sedya Utama, khusus rute Janti-Giwangan saya lebih suka naik bumelan daripada transjogja karena lebih cepet dan murah :). Sampai Giwangan menyapa mandor Budiman, nunggu 2 bus Budiman Tasik berangkat, dan datanglah DL 184 driver pak Amin, naiklah duduk di kursi baris kedua karena bangku depan sudah diisi penumpang dari garasi dan sebelumnya saya belum booking :). Dalam bus in ada miniatur bus itu juga, disertai di belakang ada banner karya teman-teman Bismania Community Korwil Jogja.

Bus melaju jam 5 sore, ambil penumpang di agen Gamping, dan sarkawi barang2 paket yang paling banyak di Wates. Sampai rumah makan (lupa ahaha) jam 9 malam, bersama Budiman Solo. "Candle Light Dinner" akhirnya di rumah makan tersebut karena memang mati listrik. Habis makan, keluar, masuklah Gege Transport item Marcopolo. Dilanjutkan ngobrol sama sang driver sebelum berangkat.

Bus terus melaju, sebagian penumpang turun di Karangpucung dan Majenang, dan tragedi 'panas' terjadi setelah Budiman dari Wonosobo dilempar kaca depannya oleh warga sekitar entah karena apa di daerah Majenang. Setelah itu lapor di polsek perbatasan Jateng-Jabar apa namanya itu lupa, trus masuk Banjar, tidur saya :). Melek di Tasikmalaya, duduk pindah depan karena penumpang depan turun. Masuk pom kontrol Budiman, diajak ngopi sama pak Amin nolak karena alasan ga suka ngopi *asline ngirit*. Dan turun di depan terminal Cicaheum jam 4.30.

Masuk terminal, nongkrong2 aja sambil melihat bus-bus dari arah Tasik dan Cirebon yang lewat. Beli nasi kuning dalam terminal, muraaaahhh banget pokoke, letaknya di sudut timur laut terminal. Trus nyamperin agen Nusantara yang memang baru pada datang karyawannya, dan dikasih tau sama penjual nasi kuning, yang memang posisinya bersebelahan dengan agen Nusantara, "mas itu pengantin baru ahaah". Lanjut loket Nusantara ngobrol, konfirmasi bahwa saya yang kemarin telpon dan pesen seat depan, sama masnya dikasih seat nomer 3 ternyata, aseek belakang sopir pake 1525 :).

Bus datang pukul 6, dan berangkat pukul 7 pagi. merayap teruss sampai keluar kota karena memang jam berangkat kerja. Sampai Sumedang ada pedagang tahu naik, dan belilah saya tahu sumedang, murahlah :). Terus meliuk-liuk, dan sampai di terminal harjamukti Cirebon jam setengah 11. kencing, dan calon penumpang sudah menunggu. penumpang melebihi kursi dan sebagian harus duduk di kursi kernet dan duduk di atas 'krek koka kola' <-- gimana nih nulisnya??? Sampai tegal jam 1, masuk Pekalongan jam 3 kurang. Dan tepat masuk kota Semarang jam 4 sore. Di Mangkang macet parah, kabarnya sampai Krapyak macetnya karena di situ ada kendaraan terguling. Macet 2 arah parah pokoknya, selain jam pulang kerja, bus-bus Jakartaan juga lagi pada melintas di situ. Bus sesekali berjalan, dan berhenti. bahkan sopir dan sebagian penumpang sampai mampir makan di tengah kemacetan di warung kakilima. Dan sampai Krapyak akhirnya jam 8 malam, macet 4 jam untuk jarak sekitar 5 km. Zzzzzzz. Dan saya turun Kaligawe, nunggu bis menuju arah Solo.

Dapet Sumber Kencono jam 9 malam, penumpang full dan saya duduk atas mesin. Sampai Ungaran saya terpaksa harus berdiri karena ada ibu2 bawa balita, kasiman eh kasihan. Dan berdiri di tengah, jumlah penumpang di dalam bus sekitar 110 penumpang (bayangke dewe). Dan memang kata penumpang langganan, tiap hari juga kaya gitu, ni bus jamnya bagus banget deh. Meliuk-liuk, surfing sampai Kartasura, turun jam 23.30 malam. Harapan pupus sudah untuk ngejar sampai Jogja sebelum jam 12 malam karena memang penitipan motor cuma sampai jam 12 malam dan buka esok jam 6 pagi. Turun Kartasura, dapat Sumber Kencono menuju Jogja, dan sampai jam 00.30, ngojek sampai kos (-_-").

Ongkos:
Sedya Utama --> Janti-Giwangan = Rp. 2.000,00
Budiman (Patas) --> Jogja-Bandung = Rp. 80.000,00 (dapat makan)
Nusantara (Patas) --> Bandung-Semarang = Rp. 80.000,00
Sumber Kencono --> Semarang-Kartasura = Rp. 11.000,00
Sumber Kencono --> Kartasura-Jogja = Rp. 6.500,00

Total: Rp. 179.500,00

Sabtu, 24 Desember 2011

Touring Sunrise-nya Jawa (Banyuwangi)

Touring lageeeeh, ni kalo ga salah bulan September kemarin. Sebenarnya nih sudah diidam-idamkan sejak puasa, tapi bapak ga ngijinin ya sudah :)

Berangkat jam 8 malam, saat itu berangkat naik motor dari kos penuju penitipan motor Janti, langganan saya. Dapat Sumber Kencono AC Tarip Biasa, melaju standar, sampai Tirtonadi Solo langsung terbelalak nih mata liat MIRA Scorpion King parkir di lajur keberangkatan Surabaya. Oya, kalo ke arah Surabaya, saya lebih memilih turun Solo dari Jogja terlebih dahulu, masalahnya harus ngantri banyak bus lagi kalo ga ganti bus. Larilah saya ke toilet, kencing, naik Mira dan duduk di belakang sendiri. Yeah seperti biasa terlempar-lempar duduk di belakang. Lampu dalam kabin menambah nilai mewahnya bus ekonomi ini. Sebenarnya nih bus cukup kencang, tapi sampai di Jombang disalip 2 Sumber Kencono yang salah satunya adalah bus yang saya naiki tadi dari Jogja menuju Solo. Yaaaahh...

Sampai di Bungurasih jam 4 kurang, kencing, dan menuju arena keberangkatan bus antarkota. oya, ni terminal baru saja direhab, dan pertama kali saat itu di terminal Bungurasih dengan format keberangkatan baru. Wira-wiri di jalur keberangkatan, Indonesia Abadi jurusan denpasar ga kelihatan, hmmmm, tanya mandor bus Jember-an, emang ga ada mas jam segini, padahal di jadwal seharusnya ada bus Indonesia Abadi jam segini. ya sudah, terparkir Ladju jurusan Jember. Di dalam kabin LCD nyala TV yang saat itu pertandingan liga champion, lumayan, hiburan. Bus melaju menuju Probolinggo, tidak terlalu kencang, sempat kencang di lepas Bangil karena mengejar penampakan Sandy Putra trayek Kuningan-Jember. Akhirnya bus itu disalip ketika masuk garasi,, yeaaah sampai terminal Bayuangga Probolinggo jam setengah 7 pagi.

Kencing di toilet, duduk di ruang tunggu, otomatis pandangan adalah jalur 1 yaitu patas Surabaya dan Patas malang, semua Akas. Di sini Indonesia Abadi yang saya idam-idamkan juga ga ada. Ya sudah naik AKAS menuju Situbondo, Hino AK lawasss jam 7 pagi. Bus berjalan pelan, melewati Paiton, kereeeen sumpah, seumur hidup baru sekali ini lewat Paiton siang hari, biasanya malam masalahnya. Sampai di Situbondo kota sebelum terminal, disalip Mila Sejahtera, dan penumpang yang hendak ke Ketapang dipersilahkan naik itu. Ya sudah saya ganti bus Mila Sejahtera, dan masuk terminal Situbondo, ngetem, panassssssssssssss.

Jam 10 bus berangkat, Mila Sejahtera ini kalo di FB grup BMC Tapal Kuda, recomended sekali buat ngebut, dan benar bus ini dari Situbondo sampai terminal Tanjungwangi ketapang cuma 2 jam, jossss. yang saya suka dari bus ini adalah selain mesin belakang (OH Prima) saya duduk diejejrin ama mahasiswi yang kuliah di Banyuwangi, aseeeek :). Turun terminal Tanjungwangi langsung dcari makan bakso lontong di seberang terminal.

Habis makan, berniat mencari angkot utk menuju terminal Karangente banyuwangi, tapi jadi inget tadi di daerah Bajulmati nyalip UJANG JAYA, mikro bus dengan konfigurasi seat 2-3 trayek Situbondo-Muncar. Nunggu itu aja sebentar, ga usah naik angkot, kalo naik angkot harus 2 kali sampai Karangente. bus datang, saya langsung naik, sempet eyel-eyelan sama kondektur karena mahalnya naik bus ini, tapi akhirnya saya nawar pake tarif seandainya saya harus naik 2x angkot sampai terminal Karangente. Di bus ini sempat mampir garasi UJANG JAYA untuk ganti oli, dan papasan sama Evobus GUNUNG HARTA Lumajang-Jember-Banyuwangi-Denpasar, josss iki, satu-satunya bus berbody EVPBUS untuk kelas ekonomi.

Jam 1 sampai terminal Karangente Banyuwangi, langsung pipis, dan pemandangan semua bus ke arah jember sekitar belasan, didominasi oleh Harapan Baru trayek Trenggalek termasuk yg ATB Jupiter Li. Ga ada penampakan patas Jember di sini. Semua ekonomi. Saya pilih Kurnia Jaya (AKAS Grup) menuju Jember. Jam setengah 2 bus berangkat, lumayan kenceng, ngetem sebentar di beberapa kecamatan di sepanjang jalan Banyuwangi-Jember. papasan banyak bus tentunya, diantaranya OBL Jakartanan, trus ada juga Jawa Indah ATB Jember-Banyuwangi. Tepat 4 jam perjalanan dan saya sampai terminal Tawangalun Jember jam 17.30.

Langsung mandi, makan, memakan waktu 1 jam saya nongkrong di terminal ini. Di jalur keberangkatan ada Patas AKAS ke Probolinggo yang ternyata baru ada 2 penumpang setelah saya naiki. Dan saya turun dari bus itu menuju pintu keluar, nunggu bus ke arah Surabaya dapat RESTU livery lama, ngebuuutt di jalan sampai di terminal Bayuangga Probolinggo jam 9 malam.

Di depan saya ada AKAS ATB mau berangkat, langsung saya lari, dan naik itu bus, lumayan adhem, reclening seat pula, lumayan ngebut juga meski mesin mercedes tua. 50% perjalanan saya gunakan untuk tidur, yang membuat ngantuk selain saya lelah adalah Probolinggo-Pasuruan yang lebih banyak merayapnya. Mata melek di tol Surabaya, dan nyalip Kurnia Jaya yang tadi saya naiki di dari Banyuwangi ke Jember.

Samapi di terminal Bungurasih jam setengah 12, kencing, bus menuju Jogja yang terpajang adalah Mira, nunggu belakangnya jam 12 malam dapat Sumber Kencono. Selama nunggu ini ada penampakan RESTU Panda yang tadinya saay pikir jurusan Malang, ternyata bus ini jurusan Ponorogo, yang aku salip ketik naik Sumber Kencono di Jombang. Di bus ini saya sempat melek (banyakan tidurnya) pas nyalip Mira di depannya, dan di terminal Madiun. Melek di Solo jam 5 pagi dan ternyata ada salah satu rekan BMC Jogja yang naik di Ngawi. Sampailah saya di Janti dengan selamat, naik mortor, balik kos :).

Ongkos:
Sumber Kencono --> Jogja-Solo = Rp. 6.500,00 (pakai KL)
Mira --> Solo-Surabaya = Rp. 30.000,00
Ladju --> Surabaya-Probolinggo = Rp. 12.000,00
AKAS --> Probolinggo-Situbondo = Rp. 14.000,00
Mila Sejahtera --> Situbondo-Ketapang = Rp. 16.000,00
Ujang Jaya --> Ketapang-Karangente (Banyuwangi) = Rp. 8.000,00
Kurnia Jaya (AKAS Grup) --> Banyuwangi-Jember = Rp. 18.000,00
Restu --> Jember-Probolinggo = Rp. 14.000,00
AKAS --> Probolinggo-Surabaya = Rp.12.000,00
Sumber Kencono --> Surabaya-Jogja = Rp. 34.000,00 (pakai KL)

Total: Rp. 164.500,00

Touring Tulungagung-Malang Sama BisMania Tulungagung

Kali ini berangkat dari kos jam 10an malam, motor parkir di penitipan motor langganan persis di tiang lampu merah Janti yang dari arah barat. Kali ini dapat Sumber Kencono ATB. Cuss menuju terminal Tirtonadi Solo, turun langsung lari ke kamar mandi buat kencing. Enaknya di Solo itu fasilitas MCK gratis, ga kaya di terminal lain :). Oya, ni kalo ga salah touring di bulan April 2011.

Langsung menuju parkiran bus Surabayaan, dapat Sumber Kencono jam depannya bus yang saya naiki, duduk belakang sendiri :). Ga bisa tidur, yang ada salto-salto di dalam bus, terlempar-lempar dari kursi karena kondisi jalan memang ga rata. Sesampainya di Madiun, sedikit mengantuk dan mendadak melek segar bugar karena bus digeruduk banyak penumpang hingga berdiri. Jam menunjukkan jam 2an pagi. Hari itu kalo ga salah hari Selasa, Senin sebelumnya adalah hari libur seingat saya. Merekalah penumpang tujuan Surabaya yang sesampainya di Surabaya nanti langsung masuk kerja setelah long weekend. Sampai Caruban terus bertambah, sampai Nganjuk terus bertambah, kondektur pun susah untuk jalan di dalam bus karena sesaknya penumpang dini hari itu. Sampai di perempatan Kertosono, saya beranjak dari tempat duduk dan geser menuju pintu belakang, dan saya turun Braan, daerah timur Kertosono.

Braan adalah pertigaan Madiun Surabaya dan Kediri. Di Braan sudah menunggu Harapan Jaya AC Tarip Biasa. Nih bus belum ada seminggu, cukup beruntung dapat kesempatan nyoba bus baru. Bus berbody buatan tentrem ini melaju dari Braan jam 4 pagi. pelan, dan sopir sibuk telpon dengan temonnya. Bus terus berjalan pelan, banyak papasan bus dari asal Trenggalek menuju Surabaya dan Harjay Patas Surabaya dari Tulungagung. Sampai di terminal Tulungagung jam 6 pagi. Lamanyaaa bus di jalan, jalan kaya keong.

Cita-cita saya di Tulungagung adalah naik Harapan Baru yang start jam 7 pagi. Oya, saya juga janjian salah satu pecinta bis asal Trenggalek, dia adalah Mas Mahakin, seorang guru TIK di SMP Durenan, Tulungagung. Di pemandangan terminal Tulungagung yang saya ingat adalah ada 5 lajur keberangkatan, adalah patas Surabaya, Surabaya, Blitar/Malang, Trenggalek, dan Solo. Jam 7 kurang bus yg saya idam2kan datang. Langsung saya naik, dan bus ngetem di lajur keberangkatan. Bus melaju, Mas Mahakin akhirnya duduk di samping saya, hari ini dia tidak ada jadwal ngajar, dan kita bareng menuju Malang.

Bus berangkat sekitar pukul 07.30. Menurut kabar, sopir-sopir Bus Harapan Baru selalu memberi sumbangan di jalan untuk pembangunan masjid. Di depan bus kami, ada Rukun Jaya mikro dan DAHLIA trayek Trenggalek-Denpasar. Bus berjalan santai, dan ngetem di terminal Blitar. Di situ kembali antri, depan kami adalah bus bagong, jurusan Blitar-Malang. Ada juga penampakan Rukun Jaya patas Surabaya via Wates dan Pare. Lepas terminal, bus melaju dan berpapasan dengan Harapan Baru ATB Jupiter Li, satu-satunya bus AC Tarip biasa jurusan Trenggalek-Banyuwangi. Terus melaju, sempat nyalip Bagong. Banyak bertemu dengan bus-bus dari Surabaya, dan juga ada pemandangan waduk Karangkates. Sempat papasan dengan Rosalia Indah Malang-Cilacap via Blitar. Sampai di Terminal Gadang Malang jam 10an, bus melaju pelan karena kemacetan kota Malang, dan sampai di terminal Arjosari Malang jam 10.30.

Di depan wajah saya langsung terpampang RESTU Panda AC Tarip biasa, aseeek dapat bus mewah ekonomi lagi. Sopir ngawe-ngawe, "ayo mas Surabaya", padahal bus belum parkir di keberangkatan, di depan ada Tentrem. Sementara di jalur Patas Surabaya ada Kalisari. Jam 11 bus melaju pelan karena memang jalan padat. Untung AC, jadi adem :). Lewat garasi Panda banyak panda tentunya di dalam garasi. Papasan juga dengan salah satu bus ekonomi Surabaya-Malang-Blitar tapi yang dari terminal Osowilangun. Sampai porong macet, dan saya tertidur. Saya melek di Tol dekat terminal. Sampai di terminal Bungurasih, makan, dan menuju jalur keberangkatan.

Bingung mau naik apa, tapi ada pemandangan JAYA Rossi trayek Ponorogo. Dan bus saya dekati, belum sampai di tempat bus udah ngacir aja. Di belakangnya ada Neo Harapan Utama, naiklah saya bus itu,  AC, dan mesin Nissan, jossss, bus langka lagi :). 2 jam saya di dalam bus ini dan turun di Braan jam 4. Ganti bis, pilih-pilih bus dapat Mira legacy, turun Caruban jam 6 sore.

Nongkrong di pertigaan pos (pertigaan ke arah Karangjati). dan jam setengah 7 dapat Eka. Mampir rumah makan Duta, makan ayam bakar. Sampai di Jogja jam setengah 12 malam :).

Estimasi Biaya:
Mira --> Jogja-Solo = Rp. 7.500,00
Sumber Kencono --> Solo-Kertosono = Rp. 21.000,00
Harapan Jaya --> Kertosono-Tulungagung = Rp. 8.000,00
Harapan Baru --> Tulungagung-Malang = Rp. 20.000,00
Restu --> Malang-Surabaya = Rp. 8.000,00
Neo Harapan Utama --> Surabaya-Kertosono = Rp. 10.000,00
Mira --> Kertosono-Caruban = Rp. 6.500,00
EKA Cepat --> Caruban-Jogja = Rp. 40.000,00 (service makan)

Total: Rp. 121.000,00

Senin, 19 Desember 2011

Touring Bogor-Bandung

Ini touring dilakukan kapan ya, agak lupa, 2010 sepertinya. Start dari giwangan setelah menitipkan motor, naik Ramayana menuju Jombor, dan pasti ngebut kalo di rute ini :). Start dari terminal Jombor jam 15.30 naik Pahala Kencana VIP Bogor. Beli 2 tiket tapi yang 1 buat nanti adikku si Ilham, pecinta Kereta Api anaknya om Hen. Dia memang liburan di rumahku Temanggung. Tapi karena bus tidak lewat Temanggung, maka si ilham aku suruh nunggu di Secang, diantar bapakku. Duduk di belakang sopir sepertinya pilihan yang salah, karena kernet lagi latihan, kemampuan kurang sehingga sopir yang orang batak sering memarahi si kernet. Singkat cerita aku sampai pool Ciawi dan dijemput oleh Om Hen, trus ke rumahnya di bilangan Taman Pagelaran.

Keesokan paginya, sekitar jam 8 saya naik angkot dari pagelaran sampai Gunung Batu. Lanjut naik angkot Gunung Batu menuju terminal Baranang Siang, yah itung2 muter kebun Raya Bogor setengah lingkaran. Sempat nyalip Budiman ekonomi Tasik-Bogor. Sampai di Terminal Baranang Siang Bogor, saya memantau lajur bus tujuan Bandung, bus pertama sejak saya di situ (lupa namanya) sudah hampir berangkat. Belakang bus tersebut adalah bus ekonomi (lupa) via puncak menuju Bandung. Tepat pukul 09.30 akhirnya pilihan saya jatuh pada MGI, karoseri Rahayu Santosa. Duduk di baris ketiga dari depan. selang 20 menit bus berangkat, dengan AC yang nyaman, interior mengasyikkan. Naik bus ini dapat fasilitas teh gelas, lumayanlah. Saya sebut ini wisata TOL karena begitu keluar terminal Baranang Siang, bus langsung masuk Tol Bogor, dan istirahat sejenak di rest area km 57 tol cikampek. naik turun gunugn via tol purbaleunyi, keluar Pasteur (kayaknya), trus nyalip bus Bogor-Bandung yang di depannya tadi, kalah ngebut nih. Menyusuri sedikit kemacetan Bandung, dan tiba di terminal Leuwi Panjang sekitar jam 12.30. Bogor-bandung 2,5 jam.

Sejam nongkrong di terminal Leuwi Panjang, saatnya menuju keberangkatan bus kota. Naik DAMRI Patas menuju terminal Cicaheum. Sejam menyelami kemacetan Bandung, jam 14.30 sampai di terminal Cicaheum. Langsung saya menuju agen Budiman. Dan beli tiket mendadak pun bisa daat seat depan, seat nomer 1 :). Sempat makan nasi di pasar Cicaheum, makan siomay pare, akhirnya bus yang saya naiki masuk terminal Cicaheum jam 6 sore. Jam 7 malam bus berangkat menuju Jogja, mampir di pool Budiman, mampir agen tol Cileunyi, berangkat sekitar 8 orang, edan sepi tenan.

Dan mampirlah ke garasi Budiman Tasik untuk ganti oli. Oya, kali ini sopirnya adalah pak Aan, itu bus nomor body DL 184, bus dengan kaca belakang diberi stiker besar BisMania Community Jogja. Harusnya sopirnya pak Amin, tapi pak Aminnya lagi turun mesin, hehe. Kernetnya adalah pak Junadi (agak lupa namanya ding), kernet batangan DL 184. Oya, bus ini dinamai DL 184 karena DL= don king long, artinya mesin Mercedez 1518 dengan body New Marcopolo Adi Putro. Di garasi usai ganti oli sekitar jam 11 malam, penumpang naik, dan total sekarang penumpang menuju Jogja sekitar 20an. Sampai Karangpucung jam 1 malam, saya pindah belakang, cari kursi untuk tepar :) Sampai di Giwangan jam setengah 6 pagi :)

Biaya:
Ramayana --> Giwangan-Jombor Rp. 2.000,00
Pahala Kencana (VIP)  Jombor-Bogor Rp. 120.000,00
Angkot 2 x @ 3.000 --> Total Rp. 6.000,00
MGI Patas --> Bogor-Bandung (leuwi panjang) Rp. 40.000,00
Damri (Patas) --> Leuwi Panjang - Cicaheum Rp. 3.000,00
Budiman --> Bandung-Jogja Rp. 80.000,00

Total Rp. 251.000,00

Touring Bali

Merapi meletus di tahun 2010, kuliah libur. Kalau di Jogja ya cuma ngendon di kos, hujan abu di mana-mana, di rumah Temanggung juga hujan abu, so, pikniklah saya :). Berangkat dari kos, naik motor, sampai terminal Giwangan waktu menunjukkan jam setengah 12 malam, naik Sumber Kencono menuju terminal Tirtonadi Solo. Sampai terminal Tirtonadi Solo jam 00.50.

Harapan saya adalah naik Sumber Kencono yang jam terakhir dari terminal Tirtonadi yaitu setengah 2 dini hari menuju Semarang, tapi ternyata perpal,,, FFFF...!!!!! Akhirnya jam 2 parkirlah bus menuju Semarang SAFARI New Marcopolo AC Ekonomi tapi seat 2-2. Pemandangan di kala itu di terminal Tirtonadi adalah Dwi Martha tujuan Solo-Wonosobo-Purwokerto yang tertidur lelap dan beberapa Safari non AC Semarangan. Tepat setengah 3 bus SAFARI melaju pelan. Di dalam kabin disapa oleh kondektur dan curhat tentang hubungan baiknya dengan teman-teman komunitas yg juga saya masuk ke dalamnya, BisMania Community. Bus terus melaju pelan, lepas Boyolali mulai ngantuk dan tertiur, sesekali melek dan akhirnya benar-benar melek saat kontrol Safari di Pudak Payung. Dan sampai di terminal terboyo Semarang jam 5 pagi. 2 setengah jam waktu yang diperlukan. SAFARI dengan AC yang joss dinginnya sempat membuat saya menahan pipis di bus, turun di bus langsung lari ke toilet.

Mata saya langsung tertuju ke bus PATAS jurusan Surabaya yang didominasi oleh JAYA UTAMA-INDONESIA grup. Dulu Jaya Utama dan Indonesia beda perusahaan, namun sekarang mereka merger (bener ga istilah merger?). Patas Jaya Utama yang saya naiki sepertinya Patas jam pertama menuju Surabaya. Berangkat dari terminal Terboyo Semarang jam 5.45, bus ini pake Hino mesin belakang. Masuk terminal Kudus, telah menunggu gadis cantik yang diantar pacarnya mau naik bus ini. Harapan saya adalah mbaknya mau duduk di sampingku di bangku depan, tapi mblabas ahahaha yowes, masih duduk sendiri, sampai akhirnya di Rembang ada seorang ibu menemani saya di bangku depan belakang kernet. Ibu itu tujuannya ke Lamongan. Dan bus berhenti di rumah makan sebelah barat Tuban sekitar jam setengah 11. Saya pesan Rawon dan minum es teh, kalo Semarang-Surabaya naik Jaya Utama/Indonesia dapat service makan. Bus Patas ini juga ada toiletnya lho, lumayan ga usah nahan kencing.

Bus kembali melaju sekitar jam 11 lebih, dan seneng lihat sebuah daratan tambahan yang diisi bangunan pantai tempat wisata gandeng dengan terminal Bus Tuban. Selepas babat Lamongan, saya semapt tertidur, dan masuk tol Surabaya jam 1 lebih, dan bus semapt keluar tol untuk laporan ke garasi. Lanjut masuk tol lagi, disalip NUSANTARA Scania kuning Patas Semarang-Surabaya, FFF..!!! Pengeeenn ndess..!!! Bus Nusantara ini start terminal Semarang jam 6 pagi, 15 menit di belakang bus yang saya naiki. dan sekitar jam 2 kurang bus saya masuk terminal Bungurasih dan saya turun.

Setelah kencing di toilet terminal, saya menuju jalur keberangkatan, tampak Nusantara Scania tadi, zzzzz. Sampai di parkiran jember, ada AKAS Non AC. Coba tunggu belakangnya ada AKAS AC, di kaca depan tertera tulisan Surabaya-Jember-Ambulu. Awalnya memang agak ragu, Ambulu itu daerah mana, seingatku di Banyuwangi. tapi ya sudahlah, saya naik saja bus itu, sekitar jam setengah 3 bus berangkat meninggalkan terminal Bungurasih. Sempat ada adu mulut antara penumpang Surabaya-Pasuruan yang hanya bayar 12ribu untuk 5 orang, pelit tenan, dan adu mulut tidak terhindarkan antara kondektur dan penumpang, akhirnya penumpang ngalah. Saya berniat bayar ongkos dan langsung nyebut "TawangAlun" (terminalnya Jember), dan kondektur menyebutnya bis ini ke Ambulu jadi ga lewat Jember kota. Ternyata bus yang saya naiki ini menuju Ambulu, kecamatan di selatan Jember, di mana jaur bus ini berpisah dengan jalur bus Jember-an di Wonorejo, utara kota Lumajang. Sampai Porong berjalan sedikit pelan karena macet, dan ban bocor. Akhirnya ganti ban, dan saya ingin ganti bus belakangnya saja, takut ga kekejar bus yang saya idam-idamkan di Jember nanti. Tapi sampai bus beres ban dipasang, ya sudah naik lagi itu bis, dan saya meminta kondektur untuk dioperkan bus jember di Probolinggo. Akas Asri yang saya naiki masuk pom bensin di barat Probolinggo, dan dioperlah saya di situ naik AKAS Asri non AC.

Bus melaju masuk di terminal Probolinggo sekitar jam setengah 6 sore. penumpang banyak yang turun, saya duduk pindah depan dan akhirnya melaju lepas Probolinggo hanya dengan sekitar belasan penumpang saja. penumpang banyak yang turun lagi di pertigaan Wonorejo kabupaten Lumajang. Bus melaju sangat kencang hanya dengan 3 penumpang sampai Jember. Sampai di depan terminal Jember, bus berhenti sekitar jam 8 malam. Saya turun, clingak-clinguk, dan lihat Agen bus Gunung Harta. Saya pikir busnya pake metode bus patas, ternyata ga lewat agen bisa. Ternyata lagi, busnya seat 2-3. Ternyata lagi, bus yang AC uda berangkat tadi, dan saya kebagian yang non AC. Ya sudahlah, keluar agen setelah membeli tiket, langsung mandi, makan bakso dan dicari sama pengurus Gunung Harta, "Mas busnya sudah ada tuh". Ya sudah saya naik, duduk di bangku tengah. Bus berangkat jam 9 malam, tiket dari agen ditukar dengan karcis dari kondektur, lebih sering tidurnya saya di dalam Gunung Harta, bus asli dari Bali ini. Mesin Hino AK meraung dan bus lebih sering ngebut daripada berjalan standar. dan akhirnya melek mata saya dengan pemandangan laut. Ya, saya tiba di pelabuhan Ketapang. Bus antri dapat kapal, akhirnya jam 1 bus masuk kapal, bareng sama DAHLIA belakangnya bus yang saya naiki. DAHLIA tersebut jurusannya Trenggalek-Tulungagung-Blitar-Malang-Probolinggo-Jember-Banyuwangi-Denpasar. Sekitar sejam kemudian bus sudah bisa melaju lagi dari Gilimanuk, kejar2an dengan DAHLIA. Saya lebih sering tidur (lagi) di bus ini, dan melek di terminal ubung Denpasar jam 04.00 WIB atau 05.00 WITA.

Nonton bola di terminal Ubung sedikit meghibur sekalian nunggu agak terang cahaya matahari. akhirnya saya naik angkot terminal Ubung-terminal Kreneng. Naik angkot di Denpasar itu jauh-dekat 5ribu, tapi angkot kosong kita naiki langsung berangkat, ga nunggu penumpang lain. Sampai Kreneng pindah angkot menuju Pantai Sanur. Tidak banyak yang saya lakukan di Sanur, sekitar sejam saya bali lagi ke Kreneng dan ubung 2 kali naik angkot. Sampai di Ubung aku menuju agen Pahala Kencana untuk beli tiket balik Jogja besoknya. Sampai di ubung aku minta jemput temen kos yang kebetulan lagi pulang kampung. Akhirnya diajak ke rumah si Wira temen kampusku juga, jalan-jalan ke Bedugul naik motor.

Selang sehari, jam 13.00 WITA saya diantar si Wira ke Ubung. Pahala kencana sudah stay di sana. Dan bus melaju pukul 14.30 WITA dari Terminal Ubung Denpasar. Sempat nyalip Indonesia Abadi yang penuh dengan penumpang jurusan Denpasar-Situbondo-Surabaya. Sampai di pelabuhan bareng sama banyak bus yang trayek ke Solo, Jogja, dan Semarang. Sampai di rumah makan jam 9 malam. Diajak ngobrol ma sopir yang ternyata tahu saya adalah anggota BisMania Community korwil Jogja. Sopir sempat mengeluhkan susahnya lari bus ini. kembali melaju, macet di Pasuruan sekitar 1-2 jam. Dan sampai Jogja jam setengah 8 pagi dengan riang dan selamat :).

Biaya:
Sumber Kencono --> Jogja-Solo Rp. 6.500,00 (pake kartu langganan)
Safari --> Solo-Semarang Rp. 20.000,00
Indonesia (Patas) --> Semarang-Surabaya Rp. 65.000,00 (service makan)
Akas Asri --> Surabaya-Jember Rp. 28.000,00
Gunung Harta --> Jember-Denpasar Rp. 55.000,00
Angkot Denpasar (4 kali) --> Rp. 5000 x 4 = Rp. 20.000,00
Pahala Kencana (Executive) --> Rp. 200.000

Total: Rp 394.500,00

Touring Pacitan

Touring lagiiii, lupa ni tanggal berapa dan bulan apa, kayaknya masih di tahun 2010. Bangun pagi jam 2 pagi, jam setengah 3 pagi langsung nyamber motor menuju Giwangan. Tepat jam 3 naik Sumber Kencono non AC, sampai di Tirtonadi Solo jam 4 pagi. Clingak-clinguk di tirtonadi karena sepi, sudah terparkir Aneka Jaya jurusan Pacitan. Pemandangan selama nunggu bus berangkat adalah bis surabayaan dan bus dari Jakarta. Dan satu lagi, Rela bus

Bus Aneka Jaya berangkat jam 5 pagi dari Terminal Tirtonadi, dan masih nongkrong bus di seputar Jebres Solo. Agak membosankan, ditambah ngetem lagi di deket stasiun kota Sangkrah. Bus melaju lagi sampai akhirnya rada ngebut di kota Sukoharjo, tambah seger ketika siswi2 SMA naik bus ini, bus jadi penuh dan berdiri hingga kota Wonogiri, karena memang ini jam berangkat orang kerja dan sekolah. Bus keluar kota Wonogiri menuju arah Baturetno, dan berpapasan dengan ISMO Patas Semarang sejumlah 2 bus, masing2 deket kota Wonogiri dan satunya bertemu di Baturetno. Di Terminal Baturetno terparkirkan Purwo Widodo jurusan Jogja-Wonosari-Pracimantoro-Baturetno. lepas dari ibukota kecamatan Baturetno jam setengah 8 pagi, dan perjalanan mulai mengasyikkan, jalan nikung tajam naik turun, sempit pula, sepanjang Baturetno-Pacitan berpapasan dengan banyak Aneka Jaya jurusan Solo-Pacitan. Apalagi sebelum masuk kota Pacitan, pemandangan pantai nan indah sudah mulai tampak, semakin dekat dan itulah pantai Teleng Ria, pantai paling terkenal dari Pacitan. Dan saya turun di terminal Pacitan jam 9 pagi, langsung pipis :).

Pemandangan di terminal Pacitan yang cukup kecil dan simple ini adalah bus2 Aneka Jaya jurusan Solo dan jurusan ponorogo. Selain itu, bus-bus jurusan jakarta mulai meninggalkan arena ini. Jam 10 kurang penumpang tujuan arah Surabaya dari Pacitan sudah berkumpul. Mereka nunggu Aneka Jaya trayek Pacitan-Ponorogo-Madiun-Surabaya. Harus jeli dengan jadwal kalo pingin naik bus ini, karena ini bus langka, sehari cuma berangkat 4 bus, masing2 dari pacitan sekitar jam 5 pagi, 10 pagi, setengah 2 siang, dan 8 malam.

Bus Aneka Jaya jurusan Surabaya sudah datang, bus bermesin hino mesin belakang, dilengkapi dengan AC dan interior lumayan mewah sehingga penumpang nyaman. Sayangnya kursi depan sudah terisi penumpang yang udah naik dari Garasi, ngalamat duduk belakang sendiri biar fantasi saat naik bus bisa berjalan dengan baik. *opoooh*. Bus berangkat dari terminal Pacitan sekitar pukul 10.15. Perjalanan Pacitan-Madiun cukup menyenangkan, terutama Pacitan-Ponorogo dengan jalan yang sempit, naik turun, samping gunung samping jurang. Bahkan beberapa titik, ada jalan aspal yang ga cukup untuk dilewati 1 bus besar, dan lebih banyak titik lagi yang tidak memungkinkan berpapasan 2 bus besar. Terasa sekali pedalamannya :). Di sepanjang jalan bertemu dengan bus-bus mikro Aneka jaya trayek Ponorogo-Pacitan, dan nyalip satu Aneka jaya trayek Ponorogo-Pacitan. menjelang sampai di Ponorogo, bus pecah band, dan akhirnya harus ganti ban. Bus tidak memasuki terminal Ponorogo karena jam memang sudah mepet. Saya turun dari bus ini di persimpangan dekat terminal Madiun karena bus tidak masuk terminal madiun karena penumpang berdiri mencapai 20an orang. Waktu menunjukkan pukul 1 siang. Jalan menuju terminal Madiun, dan yang terpenting adalah MAKAN PECEL, 5 ribu saja pake telur :)

Di terminal Madiun pilih-pilih bus, dan naik Sumber Kencono menuju Jogja, duduk kursi depan :). Di hutan Ngawi sopir bersikeras dan sukses nyalip MANDALA ATB Surabaya-Bandung, dengan diiringi panduan kernet yang cukup ngoyo. Lepas Mantingan kernet tidur, sopir ngantuk dan perjalanan lumayan menakutkan, walau bus ga kencang tapi mata sopir terlihat merem melek serta main rem dan gas kasar, dan klakson ga bener. kejadian ini terus berlangsung hingga masuk kota Sragen.

Dan sampai jogja dengan selamat pukul 6 sore.

Biaya:
Sumber Kencono --> Jogja-Solo Rp. 6.500,00 (pakai kartu langganan)
Aneka Jaya --> Solo-Pacitan Rp. 20.000,00
Aneka Jaya --> Pacitan-Madiun Rp. 20.000,00
Sumber Kencono --> Madiun-Jogja Rp. 18.000,00 (pakai kartu langganan)

Total : Rp. 64.500,00

Minggu, 18 Desember 2011

Touring Suramadu - Lumpur Lapindo

Yesss touring...... ini setelah sekian lama ngebis kalo ada keperluan penting aja, nih benar-benar menyenangkan. Berangkat tanggal 9 Juni 2010, naik motor dari kos menuju terminal Giwangan jam 9 malam. Motor seperti biasa parkir di parkiran 196 (walau langganan tapi lupa namanya). Dan sampai di kolom ekonomi Solo terparkir Sumber Kencono non AC, nah tunggu belakangnya akhirnya dapat Sumebr Kencono AC Tarip biasa. Pemandangan di seputar giwangan yang agak berbeda adalah parkirnya Mandala ATB (AC Tarip Biasa) jurusan surabaya bandung di kolom parkiran ekonomi purwokerto.

Bus melaju, seperti biasa, kalo malam bis2 jawatimuran nyapu penumpang dari Janti sampai Maguwo, walau rata2 penumpang jam setengah 10an adalah penumpang tujuan Klaten. Saya duduk di kursi panas yaitu depan sendiri sebelah kiri, di belakang kenek :). Membutuhkan waktu 60 menit dari Giwangan sampai terminal Tirtinadi Solo. Di Tirtonadi berhenti sekitar 30an menit, di dalam kabin bus Sumber Kencono ini LCD nyala menayangkan Ludruk, yess ada bahan tertawaan dalam bus. Bus melaju dari Terminal Tirtonadi sekitar jam 11, butuh waktu 2 jam untuk sampai di terminal Madiun, sementara di Sragen bus yang saya naiki nyalip Sumber Kencono non AC. Di terminal Madiun, ada pemandangan PATAS Cendana Madiun-Surabaya, dengan armada yang tentu tidak meyakinkan :). Patas Cendana Surabaya-Madiun/Ponorogo memang rata-rata armada bus tua, beberapa mesin depan, dan body pun tidak mencerminkan bus patas. Jadi saran saya kalau dari/ke Ponorogo arah Surabaya, mending naik bis Jaya/Restu/Mandala/Akas yang AC, tapi tarif ekonomi, eksterior dan interior jauh lebih nyaman daripada yg patas. Patas mahal, Ponorogo-Surabaya 50 ribu, sementara ekonomi bisa separonya.

Lanjut cerita, diantara Nganjuk-Jombang nyalip EKA cepat. Dan lepas Jombang saya tertidur dan melek saat bus memasuki ring road Mojokerto. Dan saya turun di terminal Bungurasih Surabaya (sebenarnya masuk wilayah Sidoarjo) saat jam menunjukkan pukul 03.15. Ah kepagian..!!! Lanjut saya ngemil roti dan minum kopi di ruang tunggu penumpang terminal Bungurasih. Saya berencana naik AKAS patas Madura (Sumenep) jam pertama yaitu jam 5 pagi. Tapi ternyata ketika jam 5 pagi, saya tanya ke petugas terminal, AKAS yang saya maksudkan perpal (tidak berangkat dengan suatu alasan). Dan cerita bahwa AKAS Madura pertama adalah jam 9 pagi.

Ya sudah, saya berjalan menuju kolom bus ekonomi trayek Malang. Oya, pemandangan terlangka di terminal ini adalah parkirnya bus Indonesia Abadi (AKAS GRUP) jurusan Surabaya-Probolinggo-Situbondo-Ketapang-Denpasar. Terminal diguyur hujan cukup deras pagi itu. Saya lepas dari terminal Bungurasih naik RESTU livery lama, menuju Porong, duduk di belakang sopir. Membutuhkan waktu 20 menit saja, bus tidak melaju terlalu kencang melalui tol. Dan saya turun di pintu keluar Tol, di mana langsung disuguhkan dengan pemandangan tanggul. Saya menaiki tanggul Lumpur Lapindo sendirian. Sudah banyak tukang ojek berkeliaran di sini. Kalo mau muter, dikenai tarif 10ribu. Tapi saya di situ cuma nongkrong aja liat pemandangan lumpur Lapindo. Bila saya berbalik arah menengok ke barat, pemandangannya adalah kemacetan pagi Porong. Banyak pemandangan bus tentunya dari atas tanggul :).

Akhirnya jam 7 kurang dikit saya memutuskan untuk turun tanggul dan menyeberang jalan untuk kembali mencari bus balik ke terminal Bungurasih. Tidak sengaja saya mendapatkan RESTU PANDA Marcopolo AC Tarip Biasa, bus dengan body termahal seharga 375juta buatan Adi Putro. Karena itu bukan hari libur, maka bus ada penumpang berdiri, mengingat jam tersebut adalah jam orang berangkat kerja. Sayapun duduk di atas mesin samping sopir. Interior yang oke, kagum benar, dan menemukan stiker Bismania Community di kaca depan bus ini. Bus ini start dari Malang menuju Surabaya lanjut Ponorogo. Sekitar jam setengah 8 saya turun kembali di jalur kedatangan terminal Bungurasih. Lanjut saya mandi di kamar mandi terminal tentunya. Jam 8 pagi tampak AKAS Patas MADURA sudah memasuki lajur keberangkatan. langsung saya bergegas, dan dapat seat nomor 3, belakang sopir depan sendiri, yessss. Walau harus nunggu 1 jam, akhirnya bus berangkat sekitar pukul 09.00. yang disayangkan dari bus PATAS ini adalah interior yang sudah sangat tua, body juga kelihatan tua, ditambah sopir tua yang ga bisa ngebut :(. Setelah bergelut menembus kemacetan kota Surabaya, akhirnya bus memasuki gerbang tol SURAMADU, ini pertama kalinya saya lewat Jembatan Suramadu, pake bus umum pula. Tarif kendaraan melewati jembatan ini adalah 30ribu, jauh lebih murah bila dibandingkan harus naik kapal. Di sepanjang perjalanan bertemu dengan puluhan AKAS Madura baik ekonomi/patas dan segelintir Pelita Mas Madura. Saya memutuskan untuk turun di Sampang, Tarif dan ajrak terpendek dari Surabaya bila naik bus Patas. Surabaya-Sampang membutuhkan waktu 3 jam. Sampang adalah sebuah kota yang terletak hampir tepat di tengah-tengah pulau Madura. Penumpang bus tersebut penuh, semua penumpang duduk.

Turun saya di sebuah persimpangan yang paling dekat dengan terminal bus Sampang. Tepat jam 12 siang saya turun dari bus itu dan langsung disambut oleh tukang becak dengan bahasa Madura, alamaaaaaaaakkk ra mudeng. Akhirnya saya jalan kai ke arah selatan sekitar 100 meter, dan saya menjumpai terminal Sampang, komentarku utk terminal Sampang adalah koyo pasar, karena memang bersebelahan dengan pasar Sampang. Saya di situ makan siang pecel telur, 5ribu saja, standarlah. Sekitar setengah 1 siang, saya kembali menuju Surabaya dengan bus AKAS ekonomi. Alamak, Sampang-Surabaya pakai bis ekonomi hanya selisih 2ribu sama Patas. FFFF....!!!! Tapi ya gimana lagi, bus ekonomi harus menuju ke kota Bangkalan dulu, lanjut Kamal, naik kapal, ke Ujung, lanjut ke terminal Bungurasih. Sebenarnya yang paling mahal emang di biaya naik kapalnya itu. Saya duduk di kursi paling belakang, dan sempat tertidur setelah bayar ongkos. yang paling menyenangkan adalah dari bus masuk kapal hingga keluar kapal adalah hanya membutuhkan waktu 20 menit saja. Enak kalo nyebrang Ujung-Kamal rute lurus, ga kaya rute Ketapang-Gilimanuk di mana kapal feri harus muter ke arah utara dulu. Saya turun lagi di terminal Bungurasih jam setengah 4 sore, langsung mandi sore.

Lanjut pulang menuju Jogja, saya milih naik Eka Cepat, duduik kursi depan, :) sopir lumayan recomende. sekitar jam setengah 8 malam bus mampir di Rumah makan Duta untuk makan. dan sampai dengan selamat di terminal Giwangan Jogja jam setengah 12 malam. Keselllllllllllllll.....

Biaya:
Sumber Kencono --> Jogja-Surabaya Rp. 34.000,00 (pakai kartu langganan)
Restu --> Surabaya-Porong Rp. 3.000,00
Restu Panda --> Porong-Surabaya Rp. 3.000,00
AKAS (Patas) --> Surabaya-Sampang Rp. 24.000,00
AKAS --> Sampang-Surabaya Rp. 33.000,00
EKA (Patas) --> Surabaya-Jogja Rp 36.000,00 (service makan)

Total: Rp. 133.000,00

Kamis, 15 Desember 2011

Touring Jaman SD Kediri-Blitar-Malang

Lagi-lagi lupa kelas berapa jaman SD, dan lagi-lagi lupa Temanggung-Solo naik apa. Yang jelas setelah nginep di Sragen, paginya aku dan bapak naik mikro Harta Sanjaya menuju Tunjungan, desa 9 km timur kota Sragen. dari situ kami menuju Madiun naik MAPAN. MAPAN sekarang sudah musnah, trayek Surabaya-Madiun-Solo-Wonogiri dan sekarang trayek ini dibeli Sumber Kencono. Sekitar jam 10 pagi naik Mapan menuju Madiun.

Sampai Madiun, kami nunggu bis dari arah Ponorogo, dan dapat Restu, yang liveri sudah kaya sekarang (satunya liveri Panda tentunya). Dan kami turun Nganjuk. Sampai Nganjuk aku dan bapak naik Hasti mikrobus menuju Kediri. Oya, semua perjalanan di artikel ini saya lupa tarifnya :). Sampai Kediri kami menuju Blitar, naik KAWAN KITA mikro, bus ini tidak lewat Tulungagung tentunya. Sampai Blitar kami naik Mandala ekonomi menuju Malang, seingat saya livery ini livery lama, ijo. Kami lupa di Malang turun mana, seingat saya, sampai Malang Arjosari jam 8 malam, kami bneli tiket Safari Dharma Raya executive Malang-Temanggung. Seingat saya, dapat service makan, tapi karena aku tidur, aku ditinggal sendirian sama bapak di dalam bus. Pas bangun, saya langsung dikasih nasi goreng bungkus, yang ternyata adalah service makan yang dibungkus sama bapak, wooh iso to. Sampai rumah sekitar jam 5 pagi, welcome Temanggung

Touring Jaman SD Semarang-Surabaya-Solo

Yess touring lagi, lupa kelas berapa, pokoknya jaman SD, saat itu aku n bapakku berniat mengunjungi Mojokerto, rumah Om Hen, saat itu beliau jadi kepala Kantor Pos Mojokerto, rumah ya dekat alun-alun Mojokerto. Berangkat dari rumah sekitar jam 6 pagi, naik bis menuju Semarang, lupa namanya, mungkin Sumeh, bis asli Temanggung. memakan 2 jam untuk sampai Semarang. Di semarang kami naik Indonesia menuju Surabaya sekitar jam 8 pagi. bis dengan mesin Hino AK. yang saya ingata adalah di perbatasan jateng-jatim (Rembang-Tuban) saya tertidur pulas. Saat itu masih kecil, jadi duduk ya dipangku bapak. Dan hobby kami adalah duduk di belakang sopir.

Hampir sampai Tuban ternyata bus yang saya naiki disalip ADAM, satu-satunya bus Jateng yang bertrayek Semarang-Surabaya saat itu. Dan yang belum kita paham adalah ga semua bis trayek Semarang-Surabaya finish di terminal Bungurasih. Bis yang saya naiki kebetulan finish di terminal Osowilangun. Sampai terminal Osowilangunjam menunjukkan sekitar pukul 4 sore. Dan kami naik DAMRI bis kota Osowilangun-Bungurasih.

Sampai bungurasih sekitar jam 6 sore, kami langsung naik bus menuju Mojokerto, sat itu lupa naik bus apa,yang jelas itu bus jurusan Surabaya-Trenggalek, turun terminal Kertajaya Mojokerto jam 8 malam, naik becak menuju kantor pos Mojokerto. Dan kami memang tidak memberitahu sebelumnya kita bakal menuju rumah om, dan ternyata sampai rumah Om Hen ga ada, mereka ternyata lagi di Magelang,,,, zzzzzzzzzzzzzzzz,,,, Sebanarnya sama Om ditelpon agar karyawan yg jaga malam di Kantor pos nganter kami ke hotel, tapi kami lebih memilih tidur di musholla Kantor pos. Yang saya ingat, kami saat itu nonton pertandingan Liga Italia, Roma versus apa lupa. Berarti sekitar kelas 4 ato 5 saya saat itu, sudah mengenal Liga Itali.

jam 4 pagi om Hen datang dari Magelang, dan kami pindah tidur di rumah dinas Kantor Pos Mojokerto. Seperti yang sudah-sudah, kami biasanya menuju Temanggung malam hari,dan sekitar pukul 10 malam, kami diantar Om ke muka terminal Mojokerto, kami naik Eka AC Tarip Biasa, AC gantung, kereeen, mesin Hino AK. Sampai Solo sekitar jam 3 pagi, dan kami naik Sumeh yang memang angkatan paling pagi dari Solo, sampai Temanggung kami jam 6 pagi, dan seingat saya, saay langsung ke sekolah untuk bersekolah.

Touring Jaman SD Jakarta-Bandung

Di sini akan saya mulai ceritaku touring jaman SD naik bus bersama bapak, tentu yang mengasyikkan perjalanannya. Saat itu SD lupa kelas berapa, perjalanan seperti biasa, Temanggung-Solo lupa naik apa. Yang jelas langganannya saat itu kalo ga Sumeh ya Surya Agung dari Temanggung ke Solo. Solo-Sragen biasanya naik Harta Sanjaya. Kemudian dari Sragen menuju Gondang, itu adanya cuma Harta Sanjaya ukuran mikro. Oya, Gondang adalah salah satu kecamatan di Sragen yang terletak di arah tenggara kota Sragen, jarak sekitar 18 km. Di situlah asli bapakku.

Lanjut sehari kemudian kami menuju terminal Pilangsari Sragen naik Harta Sanjaya. Sekitar jam 2 siang di terminal Pilangsari Sragen kami cari agen bus Harta Sanjaya menuju Jakarta. Saat itu satu kali keberangkatan harta Sanjaya ada 1 bus non AC seat 2-2 (tarif sragen-jakarta Rp. 22.000) dan lainnya (sekitar 3-5 bus) non AC seat 2-3 dengan harga tiket Rp 20.000. yang paling saya ingat perjalanan Sragen-Jakarta adalah di Alas Roban rombongan Harta Sanjaya berhenti, karena armada bus lain yg juga Harta Sanjaya mogok.

Dan kita sampai di terminal Kampung Rambutan Jakarta sekitar jam 5 pagi, aku dan bapak makan pagi di samping terminal kampung Rambutan, kemudian langsung cari bus menuju Bandung, dapat Parahyangan AC seat 2-3, via puncak, tarif lupa, dan di Bandung lupa turun mana. Pemandangan yang keren, kala itu pertama kali aku lewat Puncak. Di Bandung nginep 1 hari, di rumah Om Hen, di sebuah asrama Pos bandung, di bandung kami bertiga (aku, bapak, Om Hen cuma jalan-jalan ke Mall, lupa Mall apa namanya. Dari asrama menuju mall dan sebaliknya seingatku naik angkot.

Keesokan harinya, tepatnya sore hari, aku dan bapak menuju terminal Cicaheum dan kita dapat bus Mandala AC Tarip Biasa, bodi saat itu masih ijo. Bus ini bermesin Hino AK, dengan AC gantung. Mandala saat itu lumayan berjaya di Jawa Timur. Bus yang saya naiki merupakan bus ekonomi AC dengan trayek Bandung-Purwokerto-jogja-Surabaya. Jam 5 sore bis meninggalkan terminal Cicaheum menyusuri Tasik-Ciamis-Karangpucung, dan kami tiba di terminal Purwokerto sekitar jam 12 malam. Lupa tarif di saat itu.

kemudian tak lama di terminal Purwokerto, kita naik Tri Kusuma trayek Purwokerto-Semarang. Dari Purwokerto kita turun di Temanggung, tepatnya ya gang menuju rumah. Sampailah rumah bertemu keluarga tercinta :)