Senin, 19 Desember 2011

Touring Bali

Merapi meletus di tahun 2010, kuliah libur. Kalau di Jogja ya cuma ngendon di kos, hujan abu di mana-mana, di rumah Temanggung juga hujan abu, so, pikniklah saya :). Berangkat dari kos, naik motor, sampai terminal Giwangan waktu menunjukkan jam setengah 12 malam, naik Sumber Kencono menuju terminal Tirtonadi Solo. Sampai terminal Tirtonadi Solo jam 00.50.

Harapan saya adalah naik Sumber Kencono yang jam terakhir dari terminal Tirtonadi yaitu setengah 2 dini hari menuju Semarang, tapi ternyata perpal,,, FFFF...!!!!! Akhirnya jam 2 parkirlah bus menuju Semarang SAFARI New Marcopolo AC Ekonomi tapi seat 2-2. Pemandangan di kala itu di terminal Tirtonadi adalah Dwi Martha tujuan Solo-Wonosobo-Purwokerto yang tertidur lelap dan beberapa Safari non AC Semarangan. Tepat setengah 3 bus SAFARI melaju pelan. Di dalam kabin disapa oleh kondektur dan curhat tentang hubungan baiknya dengan teman-teman komunitas yg juga saya masuk ke dalamnya, BisMania Community. Bus terus melaju pelan, lepas Boyolali mulai ngantuk dan tertiur, sesekali melek dan akhirnya benar-benar melek saat kontrol Safari di Pudak Payung. Dan sampai di terminal terboyo Semarang jam 5 pagi. 2 setengah jam waktu yang diperlukan. SAFARI dengan AC yang joss dinginnya sempat membuat saya menahan pipis di bus, turun di bus langsung lari ke toilet.

Mata saya langsung tertuju ke bus PATAS jurusan Surabaya yang didominasi oleh JAYA UTAMA-INDONESIA grup. Dulu Jaya Utama dan Indonesia beda perusahaan, namun sekarang mereka merger (bener ga istilah merger?). Patas Jaya Utama yang saya naiki sepertinya Patas jam pertama menuju Surabaya. Berangkat dari terminal Terboyo Semarang jam 5.45, bus ini pake Hino mesin belakang. Masuk terminal Kudus, telah menunggu gadis cantik yang diantar pacarnya mau naik bus ini. Harapan saya adalah mbaknya mau duduk di sampingku di bangku depan, tapi mblabas ahahaha yowes, masih duduk sendiri, sampai akhirnya di Rembang ada seorang ibu menemani saya di bangku depan belakang kernet. Ibu itu tujuannya ke Lamongan. Dan bus berhenti di rumah makan sebelah barat Tuban sekitar jam setengah 11. Saya pesan Rawon dan minum es teh, kalo Semarang-Surabaya naik Jaya Utama/Indonesia dapat service makan. Bus Patas ini juga ada toiletnya lho, lumayan ga usah nahan kencing.

Bus kembali melaju sekitar jam 11 lebih, dan seneng lihat sebuah daratan tambahan yang diisi bangunan pantai tempat wisata gandeng dengan terminal Bus Tuban. Selepas babat Lamongan, saya semapt tertidur, dan masuk tol Surabaya jam 1 lebih, dan bus semapt keluar tol untuk laporan ke garasi. Lanjut masuk tol lagi, disalip NUSANTARA Scania kuning Patas Semarang-Surabaya, FFF..!!! Pengeeenn ndess..!!! Bus Nusantara ini start terminal Semarang jam 6 pagi, 15 menit di belakang bus yang saya naiki. dan sekitar jam 2 kurang bus saya masuk terminal Bungurasih dan saya turun.

Setelah kencing di toilet terminal, saya menuju jalur keberangkatan, tampak Nusantara Scania tadi, zzzzz. Sampai di parkiran jember, ada AKAS Non AC. Coba tunggu belakangnya ada AKAS AC, di kaca depan tertera tulisan Surabaya-Jember-Ambulu. Awalnya memang agak ragu, Ambulu itu daerah mana, seingatku di Banyuwangi. tapi ya sudahlah, saya naik saja bus itu, sekitar jam setengah 3 bus berangkat meninggalkan terminal Bungurasih. Sempat ada adu mulut antara penumpang Surabaya-Pasuruan yang hanya bayar 12ribu untuk 5 orang, pelit tenan, dan adu mulut tidak terhindarkan antara kondektur dan penumpang, akhirnya penumpang ngalah. Saya berniat bayar ongkos dan langsung nyebut "TawangAlun" (terminalnya Jember), dan kondektur menyebutnya bis ini ke Ambulu jadi ga lewat Jember kota. Ternyata bus yang saya naiki ini menuju Ambulu, kecamatan di selatan Jember, di mana jaur bus ini berpisah dengan jalur bus Jember-an di Wonorejo, utara kota Lumajang. Sampai Porong berjalan sedikit pelan karena macet, dan ban bocor. Akhirnya ganti ban, dan saya ingin ganti bus belakangnya saja, takut ga kekejar bus yang saya idam-idamkan di Jember nanti. Tapi sampai bus beres ban dipasang, ya sudah naik lagi itu bis, dan saya meminta kondektur untuk dioperkan bus jember di Probolinggo. Akas Asri yang saya naiki masuk pom bensin di barat Probolinggo, dan dioperlah saya di situ naik AKAS Asri non AC.

Bus melaju masuk di terminal Probolinggo sekitar jam setengah 6 sore. penumpang banyak yang turun, saya duduk pindah depan dan akhirnya melaju lepas Probolinggo hanya dengan sekitar belasan penumpang saja. penumpang banyak yang turun lagi di pertigaan Wonorejo kabupaten Lumajang. Bus melaju sangat kencang hanya dengan 3 penumpang sampai Jember. Sampai di depan terminal Jember, bus berhenti sekitar jam 8 malam. Saya turun, clingak-clinguk, dan lihat Agen bus Gunung Harta. Saya pikir busnya pake metode bus patas, ternyata ga lewat agen bisa. Ternyata lagi, busnya seat 2-3. Ternyata lagi, bus yang AC uda berangkat tadi, dan saya kebagian yang non AC. Ya sudahlah, keluar agen setelah membeli tiket, langsung mandi, makan bakso dan dicari sama pengurus Gunung Harta, "Mas busnya sudah ada tuh". Ya sudah saya naik, duduk di bangku tengah. Bus berangkat jam 9 malam, tiket dari agen ditukar dengan karcis dari kondektur, lebih sering tidurnya saya di dalam Gunung Harta, bus asli dari Bali ini. Mesin Hino AK meraung dan bus lebih sering ngebut daripada berjalan standar. dan akhirnya melek mata saya dengan pemandangan laut. Ya, saya tiba di pelabuhan Ketapang. Bus antri dapat kapal, akhirnya jam 1 bus masuk kapal, bareng sama DAHLIA belakangnya bus yang saya naiki. DAHLIA tersebut jurusannya Trenggalek-Tulungagung-Blitar-Malang-Probolinggo-Jember-Banyuwangi-Denpasar. Sekitar sejam kemudian bus sudah bisa melaju lagi dari Gilimanuk, kejar2an dengan DAHLIA. Saya lebih sering tidur (lagi) di bus ini, dan melek di terminal ubung Denpasar jam 04.00 WIB atau 05.00 WITA.

Nonton bola di terminal Ubung sedikit meghibur sekalian nunggu agak terang cahaya matahari. akhirnya saya naik angkot terminal Ubung-terminal Kreneng. Naik angkot di Denpasar itu jauh-dekat 5ribu, tapi angkot kosong kita naiki langsung berangkat, ga nunggu penumpang lain. Sampai Kreneng pindah angkot menuju Pantai Sanur. Tidak banyak yang saya lakukan di Sanur, sekitar sejam saya bali lagi ke Kreneng dan ubung 2 kali naik angkot. Sampai di Ubung aku menuju agen Pahala Kencana untuk beli tiket balik Jogja besoknya. Sampai di ubung aku minta jemput temen kos yang kebetulan lagi pulang kampung. Akhirnya diajak ke rumah si Wira temen kampusku juga, jalan-jalan ke Bedugul naik motor.

Selang sehari, jam 13.00 WITA saya diantar si Wira ke Ubung. Pahala kencana sudah stay di sana. Dan bus melaju pukul 14.30 WITA dari Terminal Ubung Denpasar. Sempat nyalip Indonesia Abadi yang penuh dengan penumpang jurusan Denpasar-Situbondo-Surabaya. Sampai di pelabuhan bareng sama banyak bus yang trayek ke Solo, Jogja, dan Semarang. Sampai di rumah makan jam 9 malam. Diajak ngobrol ma sopir yang ternyata tahu saya adalah anggota BisMania Community korwil Jogja. Sopir sempat mengeluhkan susahnya lari bus ini. kembali melaju, macet di Pasuruan sekitar 1-2 jam. Dan sampai Jogja jam setengah 8 pagi dengan riang dan selamat :).

Biaya:
Sumber Kencono --> Jogja-Solo Rp. 6.500,00 (pake kartu langganan)
Safari --> Solo-Semarang Rp. 20.000,00
Indonesia (Patas) --> Semarang-Surabaya Rp. 65.000,00 (service makan)
Akas Asri --> Surabaya-Jember Rp. 28.000,00
Gunung Harta --> Jember-Denpasar Rp. 55.000,00
Angkot Denpasar (4 kali) --> Rp. 5000 x 4 = Rp. 20.000,00
Pahala Kencana (Executive) --> Rp. 200.000

Total: Rp 394.500,00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar